Cerita Rakyat Daerah Banten Populer- Legenda Batu Kuwung
6 Nov 2019
Add Comment
![]() |
Cerita Rakyat Banten Legenda Batu Kuwung |
Cerita Rakyat Daerah Banten - Legenda Batu Kuwung. Sebelum
kita membahas ke inti cerita, kita Bahas sedikit mengenai pengertian cerita
rakyat atau ada juga yang menyebutnya legenda rakyat.
Jadi, Apa itu Cerita Rakyat?
Cerita
rakyat merupakan cerita yang berasal dan berkembang dalam masyarakat suatu
daerah pada masa lampau. Cerita ini menjadi ciri khas pada setiap bangsa atau
suku yang mempunyai kultur budaya beraneka ragam. Cerita rakyat erat kaitannya
dengan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa atau suku
tersebut. Pada umumnya, cerita rakyat ini mengisahkan mengenai suatu kejadian
di suatu tempat atau bisa juga asal usul dari suatu tempat. Tokoh-tokoh yang
dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk berupa manusia, hewan, dan bahkan dewa.
Ada
juga yang menyebut cerita legenda rakyat. Menurut Buku Sari Kata Bahasa
Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan dengan
peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Salah satunya legenda
batu kawung ini. Bantak juga cerita legenda lain seperti cereita legenda
sangkuriang yang berhubungan dengan gunung tangkuban perahu, cerrita tentang
danau toba, daln lain-lain. Jadi, Cerita rakyat atau cerita legenda daari
banten erat kaitannya dengan kultur budaya dan sejarah dari banten itu sendiri.
Selain mengetahui kultur budaya dan sejarah suatu masyarakat, dengan membaca
cerita rakyat kita juga akan mendapatkan nilai-nilai atau pesan moral yang
terkandung didalamnya.
Lantas, Bagaimana sejarah Banten itu sendiri?
![]() |
Peta Wilayah Kekuasaan Kesultanan Banten |
Baiklah,
secara singkat, sebelum Banten menjadi sebuah provinsi di tahun 2001, Banten
merupakan sebuah kesultanan, yang mencapai puncak kemakmuran pada masa
kesultanan yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Jika mundur lebih jauh
lagi, Banten merupakan bagian dari kerajaan pasundan Padjajaran yang berpusat
di Bogor pada awal abad ke 16.
Namun,
Kerajaan Pajajaran melakukan kesepakatan dagang dengan Portugis. Dimana,
Protugis bisa melakukan kegiatan dagang dan bahkan mendirikan wilayah dagang
dan benteng di Sunda Kelapa. Di lain tempat, pada tahun 1526, Sultan Trenggono
dari Kesultanan demak mennugaskan anaknya yang bernama Fattahilah untuk
menaklukan wilayah Padjajaran dan menghancurkan benteng Protugis tersebut.
Mulai dari sanalah Banten menjadi sbuah Kerajaan atau lebih tepatnya
Kesultanan. Islam pun menyebar, dan sisa-sisa pasukan Padjajaran konon melarikan
ke daerah yang kini menjadi kabupaten lebak, tepatnya di sekitar daerah
Ciboleger dan Leuwidamar. disanalah Suku Baduy berada. Banyak yang menyebut, nenek
moyang Suku Baduy merupakan sisa-sisa kerajaan Padjadaran yang melarikan diri
dari penaklukan Pangeran Fattahilah. Jika mayoritas masyarakat Banten beragama
Islam, Suku Baduy masih memegang teguh kepercayaan karuhun.
(Lebih Lengkapnya mengenai
sejarah dan awal mula berdirinya Provinsi Banten bisa anda baca disini). Maka
dari sejarah tersebut, berkembang pula cerita-cerita rakyat di Banten. Misalnya
Cerita legenda Gunung Sari, Cerita Rakyat Pandeglang, Cerita Rakyat banten
Karang Bolong, Cerita rakyat banten gunung pinang, Cerita Rakyat Gunung Santri,
Cerita Rakyat Guung Karang, Cerita Rakyat Banten Sumur Tujuh, cerita rakyat
banten batu quran, daln lain-lain.
Cerita
Rakyat Asal Banten : Legenda Batu Kuwung.
![]() |
Batu Kuwung Banten |
Cerita
ini adalah cerita yang menceritakan asal mula Batu Kuwung. Batu Kuwung sendiri
adalah merupakan sebuah tempat obyek wisata pemandian air panas berlokasi
sekitar 32 km arah selatan Serang,lebih tepatnya di Batukuwung, Padarincang,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
![]() |
Wisata Pemandian Air Panas Batu Kuwung |
Batu kuwung memiliki pengertian batu cekung,
yakni sebuah batu yang berbentuk cekung, yang dapat mengeluarkan air panas.
Masyarakat setempat percaya bahwa keberadaan sumber mata air panas tersebut
disebabkan oleh sebuah peristiwa ajaib pada masa lalu yang pernah terjadi di
daerah itu. Lalu, bagaimana cerita nya? Silahkan
dibaca dibawah ini 😊
![]() |
Wisata Batu Kuwung Banten |
Pada suatu masa di zaman dahulu, hiduplah seorang saudagar yang sangat kaya raya. Saudagar tersebut hidup pada masa Sultan Haji (sekitar tahun 1683-1687 M). Ia tinggal di sebuah desa di daerah Banten. Saudagar ini sangat dekat sangat dekat dengan lingkaran kekuasaan kesultanan, bahkan dengan sang Sultan itu sendiri. Karena hubungan kedekatan itulah ia mendapat hak untuk memonopoli perdagangan beras serta lada di wilayah kekuasaan Sultan, di daerah Lampung. Maka dari itu, tak heran bila ia memiliki uasaha yang maju pesat. Bahkan, dalam waktu singkat saja ia kini menjadi seorang saudagar yang kaya nan disegani di wilayah tersebut. Tanah pertanian yang ada di desa-desa sekitar tempat tinggalnya, hamper semuanya menjadi miliknya.
Namun, tanah-tanah tersebut ia miliki dengan cara licik. Warga dieras dengan
diberi hutang yang bunganya amat tinggi.
Sehingga, para warga tersebut kesulitan dalam memayarnya. Para petani yang
memiliki hutang pun terpaksa untuk menyerahkan tanah miliknya kepada sang
saudagar sebagai penebus hutang.
Dan
penderitaan yang dialami warga pun semakin menjadi-jadi saat sang saudagar kaya
tersebut diangkat menjadi kepala desa. Ia semakin berkuasa. Kekuasaan yang
harusnya digunakan untuk membuat warga sejahtera, justru malah disalahgunakan
dengan memungut pajak yang mencekik perekonomian warga, pajak tersebut lebih
tinggi dari yang seharusnya warga bayar. Dengan kekuasaan dan uang, ia malah
semakin sombng dan angkuh. Saudagar yang kini menjadi kepala desa tersebut
sering bertindak sewenang-wenang terhadap para warga.
Selain
itu juga, saudagar ini semakin sangat kikir dan pelit. Ia bahkan tidak mau
menolong jika ada warganya yang meminta pertolongan. Saking kikirnya, bahkan ia
tidak mau menikah dan berkeluarga seumur hidupnya. Menurutnya, menikah dan
memiliki keturunan hanyalah suatu pemborosan dan buang-buang waktu. Ia malah
lebih senang hidup bermewah-mewahan dan berfoya-foya penuh glamour diatas
penderitaan warganya. Tak pelak, kelakuan kepala desa yang kaya raya ini
semakin dibenci warganya.
Menyadari
hal itu, ia menjadi khawatir akan kekayaan dan nyawanya. Sang saudagar pun kini
menyewa beberapa orang untuk menjadi pengawal pribadinya guna menjaga harta
kekayaan dan keselamatan dirinya. Sehingga, tak seorangpun warga yang berani
mengusiknya.
Nah,
pada suatu hari, kabar tentang keangkuhan dan kesewenang-wenangan saudagar kaya
itu sampai ke telingan seseorang yang sangat sakti mandra guna. Orang sakti itu
pun berniat untuk menyadarkan si Saudagar sombong dan kikir.
Di
suatu pagi, ia menghampiri rumah si saudagar dengan menyamar sebagar seorang
pengemis dan berkaki pincang. Si pengemis dengan iba dan sambal menunduk di
depan sang Saudagar berkata:
“Aampun
Tuan ku!, Sudilah sekiranya Tuan memberikan hamba ini makanan dan minum. Sudah
dua hari Tuan, hamba belum makan”.
Bukannya
mendapat makanan dan minum, Si pengemis malah mendapat caci maki dan perlakuan
kasar dari Si Saudagar
“Hai
Kau!!! Dasar pemalas!! Enak saja kau ini meminta-minta kepada aku” bentak sang
saudagar yang sombong itu. “Pengawal” teriak Sang Saudagar, “Usir si pengemis
hina ini dari hadapanku!” pinta SI Saudagar sembari mendorong pengemis itu.
Tak
pelak, Si pengemis itu pun tersungkur jatuh ke tanah. Bahkan, belum sempat
berdiri pun dua orang pengawal segera menyeret dan mengusirnya. Si pengemis
yang malang itu kini murka setelah mendapat perlakuan kasar tersebut. Sebelum melangkah
meninggalkan halaman rumah yang megah nan mewah itu ia berpesan kepada Sang
Saudagar:
“Hai
Saudagar kaya raya yang sombong dan kikir! Bersiaplah untuk menerima balasan
yang setimpal dariku!. Kau akan merasakan betapa pedih dan perihnya menjadi
orang yang miskin”.
Setelah
selesai berpesan, Si Pengemis itu tiba-bisa saja menghilang. Sang Saudagar
serta kedua pengawalnya terkejut menyaksikan peristiwa ajaib tersebut. Di dalam
hati Sang Saudagar, meskipun ada rasa takut setelah mengalami pertistiwa aneh
tersebut, namun ia berusaha untuk menepisnya.
“Ah,
mana mungkin aku jatuh miskin. Hartaku sudah banyak dan melimpah. Ada-ada saja
Si Pengemis itu” tepis sang Saudagar dengan sifat angkuhnya.
Esok
hari pun tiba. Rutinitas di desa itupun berjalan seperti biasanya. Namun betapa
terkejutnya Sang Saudagar itu. Ketika bangun tidur, kedua kakinya tak bisa ia
gerakkan. Ia berkali-kali berusaha menggerakannya namun tetap tidak bisa. Ia
pun panik bukan kepalang dn berteriak histeris memanggil para pengawal
pribadinya.
“Pengawal!
Cepat kesini, tolong aku! Cepat!” teriaknya dengan suara keras dan panik
memegangi kedua kakinya.
Mendengar
Tuannya berteriak memanggil, para pengawalnya pun dengan segera dating
menghampiri.
“Ada
apa Tuan? Apa yang terjadi dengan kaki Tuan?” Tanya seorang pengawal sembari
melihat kaki Tuannya.
“Aku
tidak tahu, tiba-bisa saja kaki ku ini tidak bisa bergerak” Jawab Sang Saudagar
sembari masih memegangi kedua kakinya.
Kedua
pengawal tersebut berusaha membantu menggerakan kaki Tuannya. Namun usaha
tersebut tetap tidak berhasil. Rupanya, Sang Saudagar kaya nan sombing itu
mengalami kelumpuhan dikakinya. Dengan perasaan pannik, ia segera memerintahkan
semua pengawalnya untuk mencari tabib yang paling sakti.
“Cepat
kau cari Tabib yang bisa mengobati kedua kaki ku ini, Cari sampai dapat, bila
perlu cari sampai ke ujung bumi” perintah Sang Saudagar.
Tak
lama hari itu juga, seluruh tabib sakti dari berbagai penjuru negeri pun
berdatangan untuk mengobati kedua kaki Sang Saudagar. Namun, tetap saja tidak
satu pun Tabib yang berhasil mengobati kedua kakinya.
Dengan
kondisi kejiwaan yang semakin panik itu sang Saudagar berpesan kepada para
pengawalnya agar mengadakan sayembara.
“Wahai
para pengawalku, dengar ucapan ku baik-baik, segera umumkan kepada seluruh
warga, bahwa barang siapa yang mampu menyembuhan kakiku dari kelumpuhan ini,
dia akan kuberikan setengah dari harta kekayaan milikku” pesan Sang Saudagar
Para
pengawal yang setia itu pun dengan sigap segera berpencar memasang pengumuman
di tempat-tempat dimana orang berkumpul dan tempat-tempat keramaian lain
seperti di pasar, waung kopi, maupun di pinggir-pinggir jalan.
Tak
membutuhkan waktu lama, seluruh warga desa setempat dan desa-desa yang berada
di sekitarnya tahu perihal pengumuman itu. Tak terkecuali orang sakti yang
menyamar menjadi SI Pengemis itu. Mendengar pengumuman tersebut, Si Pengemispun
segera mendaftar untuk menjadi peserta sayembara.
Dan
hari yang telah ditentukan pun tiba. Para peserta sayembara yang datang dari berbagai penjuru
dan kalangan berkumpul di halaman rumah Sang Saudagar.Termasuk Si Pengemis.
Satu per satu para peserta sayembara dipanggil masuk untuk mengobati kaki Sang
Sauadgar. Akan tetapi, meskipun mereka telah mengeluarkan segala kemampuan dan
seluruh kesaktian yang mereka miliki, tak seorangpun mampu menyembuhkan
penyakit kelumpuhan yang dialami sang Saudagar. Justru penyakitnya malah berambah
semakin parah. Ia makin bertambah panik. Dan kini tinggal tersisa satu perserta
terakhir, Si Pengemis. Ia menjadi satu-satunya harapan untuk Sang Saudagar
“Wahai
Pengemis, tolonglah aku! Hanya kamulah kini satu-satunya harapanku untuk
menyembuhkan penyakit yang aku derita ini”. Ucap Sang Saudagar sembari
memoohon.
Lalu,
pengemis itu pun tersenyum sembari mengamati kedua kaki Sang Saudagar. Ia
berkata:
“Begini Tuan ku! Aku tahu penyebab
kelumpuhanmu ini. Apa yang kau alami ini disebabkan karena sifatmu yang kikir
dan sombong,”
Sang
Saudagar mendengar jawaban si Pengemis itu terkejut. Ia seakan-akan tidak
percaya dengan hal itu.
“Jika
benar yang kamu katakan itu, lalu, bagaimana cara menyembuhkan pemyakitku ini?”
tanya saudagar kaya itu penasaran.
“Jika
Tuan ingin sembuh dari kelumpuhan ini,
maka Tuan harus memenuhi tiga syarat,” jawab si Pengemis.
“Baiklah,
apapun syaratnya, aku berjanji akan memenuhinya. Asalkan penyakitku dapat
dsembuhkan,” ujar sang Saudagar menyanggupi.
Mendengar
jawaban itu, si Pengemis pun menjelaskan ketiga persyaratan yang harus dipenuhi
oleh sang Saudagar, yaitu;
“Pertama,
Tuan harus merubah sifat sombong dan
kikir yang dimiliki Tuan, Kedua, Tuan harus pergi ke kaki Gunung Karang untuk
bertapa di atas sebuah Batu Cekung selama tujuh hari tujuh malam, tanpa makan
dan minum, Ketiga, Tuan juga harus berjanji untuk memberikan setengah harta
kekakayaan yang dimiliki Tuan kepada
warga miskin setelah Tuan sembuh dari kelumpuhan yang Tuan alami” Ucap Si
Pengemis mejelaskan.
Sang
Saudagar pun bersedia untuk menyanggupi ketiga syarat tersebut.
Sebelum Sang Saudagar itu
berangkat ke Kunung Karang, si Pengemis pun berpesan, agar Sang Saudagar tetap teguh
dan tidak terpengaruh terhadap segala rintangan dan godaan yang menghampiri,
yang dapat membatalkan pertapaannya. Setelah berpesan demikian, Si Pengemis itu
dengan tiba-tiba hilang dari pandangan mata. Saudagar itu pun menyadari bahwa
pengemis itu bukanlah sembarang orang.
Kemudian setelah itu,
berangkatlah Sang Saudagar ke Gunung Karang dengan ditandu oleh empat orang
pengawal pribadinya. Mereka berjalan menyusuri jalan-jalan setapak yang
dikelilingi oleh semak belukar dan pepohonan rindang. Setelah dua hari dua
malam berjalan, akhirnya mereka pun sampai di kaki Gunung Karang. Di tempat itulah
terlihat sebuah batu yang cukup besar berbentuk cekung.
“Pengawal! Bawa aku naik
ke atas batu itu!” seru sang Saudagar.
Tanpa disadari olehnya,
ternyata keempat pengawalnya itu telah jatuh pingsan karena kelelahan setelah melakukan
perjalanan jauh. Akhirnya, saudagar itu mengesot di tanah dengan susah payah, berusaha
untuk mencapai batu cekung itu dan naik duduk di atasnya.
Ketika hari sudah mulai
gelap, sang Saudagar yang sedang mengalami kelumpuhan kaki itupun segera memulai
pertapaannya. Setelah tujuh hari tujuh malam ia bertapa dengan melalui berbagai
rintangan dan godaan, seperti menahan lapar dan haus, serta gangguan dari
binatang-binatang buas dan makhluk-makhluk halus, kejaiban pun terjadi.
Secara
tiiba-tiba, ia melihat ada air panas menyembur keluar dari sela-sela sebuah Batu
Cekung tempat dia dimana ia duduk. Dalam waktu singkat, tempat itu tergenang
air, sehingga membentuk sebuah kolam kecil. Melihat peristiwa ajaib itu, sang
Saudagar pun mengakhiri pertapaannya dan segera mandi di kalom itu. Betapa
terkejutnya ia ketika mencebur ke dalam kolam yang berisi air panas itu. Secara
tiba-tiba, ia merasakan darahnya mengalir di kedua kakinya, dan beberapa saat
kemudian kedua kakinya dapat digerakkan kembali.
“Oh, Tuhan! Terima kasih Engkau
telah menyembuhkan kedua kaki Hamba ini,” Sang saudagar itu mengucap syukur.
Setelah itu, dengan
perasaan senang dan gembira, sang Saudagar bersama para pengawalnya segera
kembali ke desa. Setibanya di desa, ia pun segera menunaikan janji-janjinya.
Ia menyerahkan sebagian harta kekayaannya kepada warga miskin di sekitarnya. Ia
membagi-bagikan tanah pertaniannya kepada petani miskin untuk mereka garap.
Ia pun akhirnya menikahi
seorang gadis cantik dari keluarga miskin dan kembali menjalankan
tugas-tugasnya sebagai Kepala Desa dengan penuh tanggung jawab. Sejak saat itu,
ia dikenal sebagai orang kaya yang dermawan dan kepala desa yang arif dan
bijaksana, sehingga semua warganya menjadi senang kepadanya dan berbalik mencintainya.
Sang Saudagar pun menceritakan
perihal keajaiban sumber air panas Batu Cekung di kaki Gunung Karang yang telah
menyembuhkan penyakit lumpuhnya kepada setiap orang yang bertamu ke rumahnya.
Lambat laun, akhirnya cerita itu pun dari mulut ke mulut tersebar
hingga ke seluruh penjuru desa, sehingga para warga pun berbondong-bondong
mendatangi tempat itu guna meraih kemujaraban air panas itu. Terbukti, banyak
warga yang telah sembuh dari penyakitnya setelah mandi di tempat itu. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, air panas Batu Cekung tidak hanya menyembuhkan
penyakit lumpuh, tetapi juga berbagai macam penyakit seperti reumatik, polio,
dan pegal-pegal, karena air panas tersebut mengandung kadar yodium dan kalsium.
![]() |
Air Batu Kuwung Dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit |
Nah, begitula cerita tentang asal usul Batu Kuwung ini. Menarik bukan? Pesan-pesan moral yang terkandul didalam cerita ini bisa anda baca DISINI
Jika berkenan, mohon bagikan cerita ini keteman-teman anda melalui sosial media ini dengan cara klik ikon sosoal media dibawah ini, dan klik bagikan.
Sekian dan terimakasih
Tags:
cerita rakyat dari banten
singkat
cerita rakyat asal banten
cerita rakyat banten
pendek
cerita rakyat banten
tanjung lesung
cerita rakyat banten batu
quran
kumpulan cerita rakyat
banten
cerita rakyat banten
bahasa inggris
asal mula batu kuwung
0 Response to "Cerita Rakyat Daerah Banten Populer- Legenda Batu Kuwung"
Post a comment
Harap meninggalkan komentar dengan bijak dan sesua topik pembahasan ;)